Rabu, 23 Maret 2011

psikologi belajar sifat pendekatan informasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Robert Gagne Asumsi yang mendasari teori  ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

B.     Rumusan masalah

Bagaimanakah sifat pendekatan informasi?












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sifat Pendekatan Pemprosesan Informasi
Sifat pendekatan pemrosesan informasi terdiri dari:
a.      Informasi, Memori Dan Pemikiran
            Pendekatan pemprosesan informasi (information-processing approach) menekankan bahwa anak-anak memanipulasi informasi, memonitor, dan menyiasatinya. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan pikiran. Menurut pendekatan pemprosesan informasi, anak-anak mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi yang secara bertahap mengalami peningkatan. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang semakin kompleks (Keil, 2006; Munakata, 2006). Jadi, pendekatan pemprosesan informasi adalah pendekatan kognitif yang menjelaskan cara anak-anak memanipulasi informasi, memonitor, dan menyiasatinya. Inti pendekatan ini adalah proses kognitif dari memori dan pikiran.
            Behaviorisme dan model pembelajaran asosiatif merupakan kekuatan yang dominan dalam psikologi sampai 1950-an dan 1960-an, ketika banyak psikologi mulai mengakui bahwa mereka tidak bisa menjelaskan proses belajar anak-anak tanpa merujuk pada proses-proses mental, seperti memori dan pikiran (Gadner, 1985). Istilah psikologi kognitif menjadi sebutan untuk pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan perilaku dengan cara menguji proses mental.
b.      Sumber Kognitif: Kapasitas dan Kecepatan Pemprosesan Informasi
            Kemampuan pemprosesan informasi anak-anak meningkat ketika mereka tumbuh dan menjadi dewasa, serta ketika mereka mengenal dunia. Perubahan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh peningkatan kapasitas dan kecepatan pemprosesan (Frye, 2004). Dua karakteristik ini sering dirujuk sebagai sumber kognitif, yang dikemukakan memiliki pengaruh penting terhadap memori dan penyelesaian masalah.
            Sebagian besar psikolog pemprosesan informasi berpendapat bahwa peningkatan dalam kapasitas juga meningkatkan pemprosesan informasi (Case, 2000; Halford, 2004). Sebagai contoh, ketika kapasitas juga meningkatkan pemprosesan informasi anak-anak meningkat, kemungkinan besar mereka bisa meningkatkan beberapa dimensi sebuah topik atau masalah secara bersamaan, sementara anak-anak yang lebih kecil cenderung lebih berfokus pada satu informasi.
            Para peneliti telah menemukan beberapa cara untuk menilai kecepatan pemprosesan. Sebagai contoh, kecepatan pemprosesan bisa dinilai melalui tugas waktu reaksi (reaction-time task) di mana individu-individu diminta untuk menekan sebuah tombol segera setelah mereka melihat stimulus, seperti lampu. Atau individu-individu mungkin diminta untuk mencocokan huruf atau angka dengan simbol-simbol pada layar komputer.
            Ada banyak bukti bahwa kecapatan individu-individu menyelesaikan tugas semacam itu meningkatkan secara drastis selama tahun-tahun masa kanak-kanak (Kail, 2000). Kecepatan pemprosesan terus meningkat pada masa remaja awal (Kuhn & Franklin, 2006; Luna & yang lainnya, 2004). Dalam sebuah studi, anak-anak usia 10 tahun rata-rata 1,8 kali lebih lambat dalam memproses informasi dibandingkan orang dewasa dalam tugas-tugas, seperti waktu reaksi, mencocokan huruf, rotasi mental, dan pencocokan abstrak (Hale, 1990). Anak-anak usia 12 tahun kira-kira 1,5 kali lebih lambat daripada orang dewasa, tetapi anak-anak usia 15 tahun memproses informasi dalam tugas-tugas itu sama cepatnya dengan orang dewasa.
c.       Mekanisme Perubahan
            Menurut Robbert Siegler (1998), ada tiga mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak-anak: pengodean, otomatisitas dan pembuatan strategi.
·         Pengkodean (encoding) adalah proses di mana informasi disimpan ke dalam memori. Perubahan dalam keterampilan kognitif anak-anak bergantung pada keterampilan yang semakin baik dalam melakukan pengodean informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan.
·         Otomatisitas (automaticity) merujuk pada kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit usaha atau tanpa usaha. Latihan memungkinkan peningkatan kemampuan anak-anak untuk mengodekan banyak informasi yang semakin banyak secara otomastis.
·         Pembuatan stratgi (strategy construction) adalah pembuatan prosedur baru untuk memproses informasi. Selain mekanisme perubahan ini, pemprosesan informasi anak-anak diidentikan dengan adanya modifikasi diri (Siegler, 1998, 2004, 2006; Siegler & Alibali, 2005). Artinya, anak-anak belajar untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari dalam keadaan sebelumnya untuk menyesuaikan respons mereka terhadap situasi baru. Sebagian modifikasi dirinya menggunakan metakognisi (metacognition) sebagai sumber, yang berarti mengetahui tentang mengetahui (Flavell, 2004; Flavell, Miller & Miller, 2002; Kuhn & Franklin, 2006).  
B.       Perhatian
Perhatian adalah memfokuskan sumber mental. Terdapat tiga macam perhatian, yaitu:
1.      Perhatian yang terus-menerus (sustained attention), yaitu kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada stimulus pilihan dalam periode waktu yang lebih lama. Perhatian yang terus-menerus juga dapat dikatakan sebagai waspada.
2.      Perhatian selektif (selective attention), yaitu memfokuskan perhatian pada aspek pengalaman tertentu yang relevan, bersamaan dengan mengabaikan aspek lain yang tidak relevan.
3.      Perhatian yang terbagi (divided attention), yaitu melibatkan konsentrasi pada lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan.
Perubahan perkembangan
Beberapa perubahan penting dalam perhatian muncul selama masa kanak-kanak. Sebagian penelitian tentang perhatian berfokus pada perhatian selektif. Sebuah studi terbaru terhadap anak-anak usia 5-7 tahun, menemukan bahwa anak-anak yang usianya lebih tua dan anak-anak yang lebih diuntungkan secara sosial dalam satu sampel, menolak gangguan dari permintaan yang bersaing dan memfokuskan perhatian mereka dengan baik dibandingkan dengan anak-anak yang usianya lebih muda dari mereka dan anak-anak yang dirugikan secara sosial (Mezzseringpa, 2004).
Anak kecil mengalihkan perhatian mereka dari satu aktivitas ke  aktivitas yang lain, dan tampaknya menghabiskan sedikit wakyu yang difokuskan pada satu objek atau kejadian. Sebaliknya anak prasekolah mungkin menonton televisi selama setengah jam pada satu waktu (Glavecchio, 2001).

C.    Memori
Memori atau ingatan adalah menyimpanan informasi di setiap waktu. Bagaimana informasi yang didapat disimpan dalam memori, semuanya akan dibahas disini.
a.      Pengodean
Dalam bahasa sehari-hari, pengodean mempunyai banyak persamaan dengan perhatian dan pembelajaran. Pengodean terdiri atas beberapa proses, yaitu:
·         Pengulangan (rehearsal), adalah mengulang informasi secara sadar untuk meningkatkan lamnya informasi tinggal dalam memori. Pengulangan berfungsi paling baik ketika anda perlu pengodean dan mengingat serangkaian hal untuk jangka waktu yang pendek. Namun pengulangan tidak berfungsi dengan baik untuk menyimpak informasi dalam jangka waktu yang panjang, karena pengulangan seringkali hanya melibatkan repetisi informasi diluar kepala tanpa menanamkan arti apapun di dalamnya.
·         Pemrosesan yang mendalam. Fergus Craik dan Robert Lockhart (1972) mengemukakan beberapa teori untuk pengodean, yaitu: 1). Teori tingkat pemrosesan (level of processing theory), menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, dengan pemrosesan yang lebih mendalam menghasilkan memori yang lebih baik. Pemrosesan yang dangkal berarti menganalisis fitur-fitur fisik atau sensori stimulus pada tingkat dangkal. Pada pemrosesan tingkat menengah, anda anda mengenali stimulus dan memberikannya sebutan. Kemudian pada tingkat paling dalam, anda memposes informasi secara semantis dalam hal maknanya. 2). Elaborasi (elaboration) adalah luasnya pemrosesan informasi yang terlibat dalam pengkodan. Satu alasan mengapa elaborasi berfungsi baik dalam pengkodean adalah bahwa elaborasi menambah kekhususan kode memori.
·         Pembentukan gambaran. Allan Paivio (1971, 1986) berpendapat bahwa memori disimpan dalam dua cara, yaitu; kode verbal atau sebagai kode gambar.
·         Organisasi.

b.      Penyimpanan
Penyimpanan memori melibatkan tiga jenis memori dengan kerangka waktu yang berbeda, yaitu:
·         Memori Sensori (sensory memory) yaitu menyimpan informasi dari dunia dalam bentuk sensori aslinya hanya untuk waktu sekejap, tidak lebih lama dari waktu singkat seorang siswa terpapar olah sensasi penglihatan, pendengaran dan lainnya. Memori sensori ini akan cepat sekali hilang.
·         Memori Jangka Pendek (short-term memory) yaitu sistem memori dengan kapasitas yang terbatas dimana informasi tersebut disimpan selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau diproses secara lanjut, karena dengan adanya pemrosesan informasi tersebut akan dapat disimpan dengan lebih lama. Dibandingkan dengan memori sensoris, memori jangka pendek memang memiliki kapasitas terbatas, tapi dengan durasi yang lebih lam dibandingkan dengan memori sensoris. Berhubungan dengan memori jangka pendek Alan Baddeley (1993, 1998. 2000, 2001) mengemukakan bahwa working memory adalah sistem tiga bagian yang yang secara temporer menyimpan informasi ketika orang-orang mengerjakan tugas. Ada tiga komponen dalam working memory, yaitu: 1). Putaran fonologis, dikhususkan untuk menyimpan informasi berbasis pidato tentang bunyi bahasa secara singkat. 2). working memory visual ruang, menyimpan informasi visual dan ruang, termasuk imajinasi visual. Seperti putaran fonologis, working memory visual ruang memiliki kapasitas yang terbatas. 3). Eksekutif sentral, memainkan peran penting dalam perhatian, perencanaan, dan mengatur perilaku. Eksekutif sentral juga memilih strategi yang akan dipakaiuntuk memproses informasi dan menyelesaikan masalah.
·         Memori Jangka Panjang (long-term memori), adalah jenis memori yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen. Kapasitas memori jangka panjang manusia sangatlah mengejutkan dan efisiensi dimana individu-individu bisa mendapatkan kembali informasi sangatlah mengesankan. Memori jangka panjang dibagi menjadi beberapa sub jenis, yaitu: 1). Memori Deklaratif (declarative memory) adalah pengumpulan informasi kembali yang disengaja, seperti fakta atau peristiwa tertentu yang dapat dikomunikasikan secara verbal. Endel Tulving (1972,2000), membagi memori deklaratif menjadi dua, yaitu; a. Memori episodik, adalah ingatan mengenai informasi tentang waktu dan tempat terjadinya peristiwa dalam kehidupan, b. Memori semantik, pengetahuan umum seorang siswa tentang dunia. Yang mencakup, jenis pengetahuan yang dipelajari disekolah, pengetahuan dalam bidang keahlian yang berbeda dan pengetahuan sehari-hari. 2). Memori Prosedural (procedural memory) adalah pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk ketrampilan dan operasi kognitif. Memori prosedural tidak dapat dikumpulkan kembali secara sadar, setidaknya bukan dalam bentuk peristiwa atau fakta tertentu.
Tiga pendekatan utama dalam penyampaian informasi, yaitu:
·         Teori Jaringan (network theori) mendeskripsikan bagaimana informasi didalam memori diatur dan dihubungkan. Teori ini menekankan titik temu dalam jaringan memori, titik temu tersebut mewakili sebutan atau konsep.
·         Teori Skema (schema theories) menyatakan bahwa ketika kita merekonstruksi informasi, kita menyesuaikannya dengan informasi yang sudah ada dalam pikiran kita. Skema (schema) adalah informasi-konsep, pengetahuan, informasi tentang peristiwa-yang sudah ada dalam pikiran seseorang. Tidak seperti teori jaringan, yang berasumsi bahwa pemanggilan kembali melibatkan fakta tertentu, teori skema menyatakan bahwa pencarian memori jangka panjang tidak sangat tepat. Skript (script) dalah skema untuk suatu peristiwa. Skrip sering memiliki informasi tentang fitur fisik, orang-orang, dan kejadian biasa. Jenis informasi ini bermanfaat ketika guru dan siswa harus mengetahui apa yang terjadi disekeliling mereka.
·         Teori Jejek yang Tidak Jelas (fuzzy trace theory) menyatakan bahwa ketika individu melakukan pengodean informasi, proses ini menghasilkan dua jenis penyampaian memori: 1). Jejak memori verbatim, yang terdiri atas detail-detail yang sangat tepat, dan 2). Jejak yang tidak jelas, yang merupakan pemikiran sentral dari informasi tersebut (Brainerd & Reyna, 1995, 2004).
c.       Pemanggilan Kembali dan Lupa
Pemanggilan Kembali. Ketika kita mendapatkan kembali sesuatu dari “bank data” pikiran, kita menggeledah bilik memori untuk menemukan memori untuk menemukan informasi yang relevan. Seperti halnya pengkodean, pencarian ini bisa otomatis atau juga membutuhkan usaha. Pemanggilan kembali dipengaruhi oleh efek posisi serial, ingatan lebih baik untuk hal-hal awal karena hal-hal awal dan diahir sebuah daftar karena dapat dengan mudah diingat daripada hal-hal ditengah. Pertimbangan lain dalam memahami pemanggilan kembali adalah prinsip kekhususan pengodean (encoding specificity principle): bahwa asosiasi yang terbentuk selama proses pengodean atau pembelajaran cebderung merupakan petunjuk pemenggilan kembali yang efektif. Pengingatan kembali adalah tugas dimana individu-individu harus mendapatkan kembali informasi yang dipelajari senelumnya.
Lupa. Lupa dapat dijelaskan dalam beberapa macam: 1). Lupa yang bergantung pada petunjuk (cue-independent forgetting) adalah kegagalan pemanggilan kembali karena kurangnya petunjuk pemanggilan kembali yang efektif. Gagasan lupa yang bergantung pada petunjuk dapat menjelaskan mengapa seseorang siswa dapat gagal mendapatkan kembali fakta yang dibutuhkan untuk ujian meskipun dia yakin ia ”mengetahui” informasi tersebut. 2). Teori interferensi (interference theory), yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita benar-benar kehilangan memori dari penyimpanan, tetapi karena informasi lain menghalangi apa yang ingin kita ingat. Jadi, teori interferensi mengimplikasikan bahwa, apabila anda memiliki lebih dari satu ujian untuk diprlajari, anda harus terlebih dahulu mempelahari apa yang diujikan terahir kali. 3). Teori kehilangan (decay theory), pembelajaran yang baru melinatkan penciptaan “jejak memori” neurokimia, yang pada ahirnya akan hancur.
D.    Keahlian
a.      Keahlian Dan Pembelajaran
Menurut National Reseach Council (1999), terdapat lima karakteristik penting keahlian dan pembelajaran dari para ahli adalah:
1.      Mereka memperhatikan barbagai fitur dan pola yang bermakna dari informasi yang tidak diperhatikan oleh para pemula (Bransford & lainnya, 2006). Para ahli lebih baik dalam memperhatikan fitur-fitur penting  dari masalah dan konteks yang mungkin di abaikan oleh para pemula. Jadi keunggulan perhatian dari para ahli menempatkan meraka ditempat yang lebih menguntungkan dari pada pemula dalam konteks pembelajaran. Para ahli juga memiliki pengingatan kembali yang lebih baik tentang informasi dalam bidang keahlian mereka. Proses chunking yang telah kita balas ssbelumnya merupakan salah satu cara meraka mencapai pengingatan kembali yang unggul.
2.      Mendapat banyak pengetahuan materi yang diatur dalam cara yang mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang subyek tersebut. Pengetahuan para ahli di atur oleh seputar ide atau konsep penting lebih baik bila di bandingkan dengan pengetahuan para pemula (National Reseach Council, 1999). Ini memberikan para ahli pemahaman yang jauh lebih mendalam akan pengetahuan dibandingkan yang dimiliki oleh para pemula (Bransford & lainnya, 2006; Simon, 2001; Voss & yang lainnya, 1984). Para ahli dalam bidang tertentu biasanya memilki  jaringan informasi yang jauh lebih terelaborasi tentang bidang tersebut. Informasi yang mereka hadirkan dalam memori mempunyai lebih banyak titik temu, lebih banyak keterkaitan dan organisasi herarki yang lebih baik.
3.      Dapat mendapatkan kembali aspek-aspek penting pengetahuan mereka dengan sedikit usaha. Pemanggilan kembali informasi yang relevan dapat berkisar dari pengerahan usaha yang besar untuk menjadi lancar sampai hampir terlihat tanpa usaha (National Reseach Council, 1999). Para ahli mendapatkan lagi informasi dalam cara yang hampir tanpa usaha dan otomatis, sementara para pemula mengembangkan banyak usaha untuk mendapatkan lagi informasi. Para pembaca yang sudah ahli  bisa dengan cepat memindahi kata-kata dari sebuah kalimat dan paragraf, yang memungkinkan mereka untuk mencurahkan perhatian guna memahami apa yang mereka baca. Namun kemampuan para pembaca yang masih pemula untuk pengkodean kata-kata masih belum lancar, sehingga mereka harus mengalokasikan banyak perhatian dan waktu untuk memahami bacaan. Sebuah aspek penting dari pengajaran adalah untuk membantu para siswa untuk mengembangkan kelancaran yang mereka butuhkan untuk mengerjakan tugas kognitif dengan cakap (Beck & lainnya, 1991).
4.      Adaptif dalam pendekatan mereka untuk situasi yang baru. Para ahli yang adaptif mampu untuk memdeteksi situasi-situasi yang baru dengan fleksibel dari pada selalu merespon suatu rutinitas yang kaku dan tetap( Bransford, dkk. 2006; Hartanto, 1990; Hatano & Oura, 2003). Inovasi dan efisiensi merupakan dua dimensi utama dari satu model keahlian adaptif (Bransford, dkk. 2006). Para ahli yang di karakterisasikan oleh efisiensi dapat dengan cepat mendapatkan kembali dan menerapkan informasi dalam cara yang terampil untuk menjelaskan sesuatu atau menyelesaikan masalah. Para ahli yang di katakterisasikan oleh inovasi melibatkan peralihan efisiensi, setidaknya dalam dasar jangka pendek, dan pembuangan rutinitas sebelumnya. Inovasi muncul ketika individu-individu melepaskan dan memikirkan kembali cara rutin mereka dalam melakukan sesuatu. Para ahli yang adaptif termotivasi untuk belajar dari orang lain (Hammerness, dkk, 2005).
5.      Menggunakan strategi yang efektif. Para ahli menggunakan strategi yang efektif dalam memahami informasi dalam bidang keahlian mereka dan dalam memajukannya (Ornstein, Haden, & Elischberger, 2006; Pressely & Hilden, 2006). Ada beberapa strategi efektif yang bisa dikembangkan oleh siswa untuk menjadi ahli dalam pembelajaran yaitu:
a.       Mengembangkan dan mengonsolidasi pembelajaran. Pembelajaran para siswa akan mendapatkan manfaat ketika guru berbicara dengan mereka tentang pentingnya meninjau tentang apa yang mereka pelajari dengan tetap. Pembelajaran yang tegesa–gesa cenderung menghasilkan memori jangka pendek yang diproses secara dangkal.
b.      Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Ketika para siswa mampu  menanyai diri sendiri tentang apa yanag meraka baca atau tentang satu aktifitas, mereka memperluas jumlah asosiasi informasi yang perlu mereka dapatkan kembali. Apabila anda secara priodis mengingatkan anak-anak untuk membuat pertanyaan tentang pengalaman mereka, kemungkinan besar mereka akan mengingat pengalaman tersebut.
c.       Membuat catatan yang bagus. Mencatat dari pelajaran atau buku pelajaran memberikan manfaat untuk pembelajaran. Berilah anak-anak sedikit latihan dalam mecatat dan kemudian mengevalusi catatan mereka. Berikut adalah strategi pencatatan yang bagus:
·         Ringkasan. Setelah anak-anak mendengarkan beberapa menit kemudian mintalah mereka untuk menuliskan ide utama yang ingin disampaikan oleh pembicara dalam kerangka waktu itu.
·         Uraian. Mintalah anak-anak untuk menguraikan apa yang dikatakan oleh pembaicara.
·         Peta konsep. Bantulah anak-anak untuk melatih menggambarkan peta konsep yang mirip dengan uraian tetapi menggambarkan informasi dalam format.
d.      Menggunakan sistem studi, berbagai sistem telah dikembangkan untuk membantu orang-orang mengingat informasi yang mereka pelajari dari sebuah buku. Sistem baru yang dikembangkan adalah PQ4R yang merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review. Sistem ini memberikan manfaat bagi siswa dengan mengajak mereka untuk mengatur informasi, mengajukan pertanyaan tentangnya, merenungkanya dan meninjaunya kembali. Berikut adalah detail-detail tentang langkah-langkah dalam sistem PQ4R :
·         Preview (meninjau). Mintalah pada siswa anda untuk menyurvei secara singkat materi yang diberikan untuk mendapatkan ide keseluruhan dari topik yang dibahas.
·         Question (bertanya). Doronglah siswa untuk menanyai diri mereka sendiri tentang materi yang di ajarkan.
·         Read (membaca). Doronglah siswa anda untuk menjadi membaca yang aktif untuk memahami apa yang di katakan oleh penulis.
·         Reflect (merenungkan). Doronglah anak untuk bersikap analitis dalam belajar untuk memikirkan aplikasi dan interprestasi dari informasi yang mereka dapat.
·         Recite (menceritakan). Doronglah anak-anak untuk membuat serangkaian pertanyaan tentang materi tersebut dan kemudian berusaha untuk menjawabnya.
·         Review (meninjau kembali). Beritau siswa untuk mengevaluasi seluruh materi dan mempelajari lagi materi yang tidak mereka ingat atau fahami.
b.      Mendapatkan Keahlian
Cara untuk mendapatkan keahlian dan juga menghendaki banyak bakat, yaitu dengan memperbanyak latihan dan adanya motivasi yang mendukung untuk mendapatkan keahlian tersebut.
Dalam hal ini di butuhkan latihan yang sifatnya disengaja, karena latihan yang disengaja ini berada pada tingkat kesulitan yang sesuai dengan individu tersebut sehingga individu ahirnya memberikan umpan balik korektif, dan memungkinkan kesempatan repetisi (Ericson, 1996, 2006). Motivasi disini juga sangat berpengaruh, dengan adanya motivasi individu akan cenderung lebih bersemangat dalam berlatih.
·         Bakat
Sejumlah psikolog yakin bahwasanya untuk menjadi seorang ahli tidak hanya dibutuhkan latihan dan motivasi, tapi juga harus didukung dengan bakat yang dimiliki. Memang bakat yang dimiliki seseorang akan menurun pada salah satu anggota keluarganya, tapi bakat disini juga tidak akan dapat berkembang tanpa adanya latihan secara intens dan motivasi.
c.       Keahlian dan Pengajaran
            Terkadang seseorang yang hebat dalam bidang tertentu belum tentu dapat mengajarkan apa yang telah dipelajarinya, bahkan terkadang keahlian dapat merugikan pengajaran karena para ahli lupa mana yang mudah dan mana yang sulit untuk siswanya (National Reseach Council, 1999).
            Beberapa pendidik telah membedakan antara pengetahuan materi yang dibutuhkan untuk keahlian dan pengetahuan materi pedagogis yang divutuhkan untuk pengajaran yang efektif ( Shulman, 1987). Pengetahuan materi pedagogis meliputi ide-ide tentang kesulitan yang biasa dialami oleh siswa ketika mereka berusaha mempelajari materinya; jalan yang seharusnya mereka ambil untuk memahami bidang tersebut; dan strategi untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang mereka alami.

E.     Metakognisi
Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas metakognitif. Pengetahuan metakognitif melibatkan pemantauan dan refleksi pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup pengetahuan faktual, seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sensiri atau diri sendiri dan pengetahuan strategis, seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam menyelesaikan suatu masalah. Aktivitas metakognitif terjadi ketika para siswa secara sadar menyesuaikan dan mengatur strategi pemikiran mereka selama menyelesaikan permasalahan dan pemikiran yang memiliki maksud tertentu (Ferrari & Sternberg, 1998; Khun dan lainnya, 1995).
Seorang ahli dalam pemikiran anak-anak, Denna Khun berpendapat bahwa metakognisi seharusnya merupakan fokous dari upaya-upaya untuk membantu anak-anak pemikir kritis yang lebih baik, terutama dalam tingkat menengah pertama dam menengah atas. Ketrampilan kognitif urutan pertama memungkinkan anak-anak untuk mengetahui tentang dunia (dan telah merupakan fokus utama dari program pemikran kritis), dan ketrampilan kognitif urutan kedua-ketrampilan meta pengetahuan- yang melibatkan pengetahuan tentang diri sendiri dan orang lain.
a.      Perubahan Perkembangan
·         Perkembangan metakognisi pada masa kanak-kanak.
Metamemori. Pada usia 5 atau 6 tahun, anak-anak biasanya mengetahui bahwa hal-hal yang sifatnya familiar lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan dengan hal-hal yang tidak bersifat familiar, bahwa daftar yang pendek lebih mudah daripada yang panjang, bahwa pengenalan lebih mudah dibandingkan dengan pengingatan kembali, dan bahwa lupa akan lebih mungkin terjadi dengan seiring berjalannya waktu ( Lyon & Flavell, 1993). Anak-anak prasekolah memiliki pendapat yang berlebihan tentang kemampuan memori mereka. Ketika memasuki tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak memberikan evaluasi yang lebih realistik tentang ketrampilan memori mereka ( Schneider & Pressley, 1997).
Teori Pikiran (Theori Of Mind). Anak-anak tentunya juga merasa ingin tahu tentang sifat dan pikiran manusia. Teori pikiran pada anak-anak akan berubah ketika mereka mulai memasuki tahun-tahun masa kanak-kanak. Berikut perubahannya:
§  Usia 2-3 tahun. Anak-anak mulai memahami tiga keadaan mental: 1). Persepsi, anak-anak menyadari bahwa orang lain melihat apa yang ada didepan mata mereka dan tidak selalu didepan mata anak-anak, 2). Keinginan, anak-anak mengerti bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya, dan 3). Emosi, anak-anak dapat membedakan antara emosi yang bersifat positif dan emosi yang bersifat negatif.
§  Usia 4-5 tahun. Anak-anak mulai mengerti bahwa pikiran dapat menyampaikan objek dan peristiwa secara akurat dan tidak akurat.
§  Masa kanak-kanak pertengahan dan ahir. Pada masa kanak-kanak menengah dan ahir, anak-anak beralih dari pemahaman bahwa keyakinan bisa jadi merupakan pemahaman keyakinan dan pikiran sebagai suatu hal yang “interpretatif”, yang ditunjukkan dalam kesadaran bahwa peristiwa yang sama bisa terbuka untuk banyak interpretasi.
·         Perkembangan metakognisi pada masa remaja.
Dibandingkan dengan anak-anak, masa remaja memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk memantau dan mengatur sumber kognitif agar secara efektif memenuhi tuntutan tugas pembelajaran. Kemampuan metakognitif yang semakin baik ini menghasilkan fungsi dan pembelajaran kognitif yang lebih efektif.

b.      Model Pemrosesan Informasi Yang Baik
Para ahli yakin bahwa ada tiga langkah utama untuk menjadikan kognisi anak-anak menjadi baik, yaitu:
·         Anak-anak diajari oleh orang atau guru untuk menggunakan strategi tertentu. Semakin sering anak-anak diberikan stimulasi intelektual baik disekolah maupun dirumah maka akan memperbanyak strategi spesifik yang akan mereka temui dan mereka pelajari.
·         Guru mungkin menuujukkan persamaan dan perbedaan dalam banyak strategi dalam bidang tertentu.
·         Siswa mengenali manfaat umum dari penggunaan strategi yang nantinya menghasilkan pengetahuan strategi umum. Mereka berusaha menggabungkan hasil pembelajaran yang dirasa berhasil dengan hasil pembelajaran dengan usaha yang mereka kerahkan dalam mengevaluasi, memilih dan memantau penggunaan strategi (pengetahuan dan aktivitas metakognitif).

c.       Strategi Dan Peraturan Metakognitif
Kunci dari pendidikan adalah membantu para siswa mempelajari strategi yang kaya yang nantinya dapat menghasilkan solusi dari sebuah masalah. Pemikir yang baik pasti tahu kapan dan dimana harus menggunakan strategi yang dimilikinya. Pressely berpendapat bahwa ketika para siswa diberikan pembelajaran tentang strategi yang efektif, mereka cenderung dapat menggunakan strategi yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Ia menekankan bahwa siswa mendapatkan manfaat ketika guru mempraktekkan strategi yang sesuai.
Mempelajari cara menggunakan strategi dengan efektif seringkali membutuhkan waktu yang lama. Awalnya, dibutuhkan waktu untuk menjalankan strategi tersebut, dan dibutuhkan bimbingan serta dukungan dari para guru. Dengan latihan, para siswa belajar untuk menjalankan strategi tersebut dengan lebih mudah dan lebih cepat. Latihan berarti para siswa meggunakan strategi yang efektif secara terus menerus sampai mereka benar-benar dapat melakukannya secara otomatis. Untuk menjalankan strategi dengan efektif mereka harus menyimpan strategi tersebut dalam jangka panjang, dan latihan. Para pelajar juga harus termotivasi untuk menjalankan strategi ini, jadi implikasi yang penting untuk membantu para siswa mengembangkan strategi adalah setelah strategi dipelajari, mereka biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajarinya sebelum dapat menggunakannya secara efisien.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.
Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).
Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain.
Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Guru mengalokasikan waktu untuk pengulangan selama mengajar.
Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang. Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian, yaitu memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita, memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum, dan memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu.





















DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John.W. Psikologi Pendidikan.2009. Salemba Humanika: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar